Experienced Researcher with a demonstrated history of working in the think tanks industry.

Skilled in Analytical Skills, Economic Research, Energy Policy, Public Policy, Econometrics, and Macroeconomics. Strong research professional with a Master’s Degree focused in Development Economics from Graduate School of Economics and Development Studies, Diponegoro University.

The latest from the blog

Akhirnya hari yang dinanti tiba. Menggunakan maskapai JAL saya berangkat ke Nagoya Jepang. Sendirian. Perjalanan kali ini adalah yang pertama kali saya ke Negeri Sakura. Saya sudah membayangkan bagaimana riweh dan repotnya ketika perjalanan nanti. Mulai loading bagasi, pemeriksaan imigrasi hingga perjalanan ke Dormitory. Hal ini tentunya berbeda dengan perjalanan grup atau dinas negara dimana “bantuan” dari teman dekat tersedia sepanjang waktu. Meskipun demikian, Alhamdulillah bisa sampai Nagoya (International Residence Daiko) pada pukul 4.14 p.m JST, sesuai ekspektasi di awal, tiba sebelum magrib atau matahari terbenam agar malamnya bisa memiliki waktu istirahat lebih lama. Perjalanan ke luar negeri kali
Di tengah pro dan kontra pengesahan UU Kesehatan yang baru, terdapat satu aspek yang menguntungkan bagi ekonomi sektor kesehatan yakni adanya kewajiban perlindungan kesehatan bagi pekerja. Selain itu, klausul ini tidak mewajibkan pemberi kerja harus memilih jasa asuransi kesehatan mana yang akan dipilih dalam melaksanakan kewajiban klausul tersebut. Meski tidak ada keharusan untuk mendaftarkan pekerja pada asuransi BPJS Kesehatan, Pasal 100 (1) UU Kesehatan baru mewajibkan pemberi kerja menjamin kesehatan pekerja melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif serta wajib menanggung seluruh biaya pemeliharaan kesehatan pekerjanya. Selain itu, pada ayat 2 terdapat klausul yang mengatur pekerja dan setiap
Tulisan ini akan menceritakan motivasi penulis menulis opini. Ada dua hal yang utama : jenang dan jeneng. Dua kata ini saya ambil dari salah satu penulis tanah air yang, jujur,  menjadi salah satu inspirasi bagi saya untuk bisa menulis, mas Agus Irkham. Dari buku  Prigel Menulis Artikel by Agus M. Irkham | Goodreads, saya semakin menggebu-gebu untuk bisa menjadi seorang penulis opini.   Jenang Kembali ke jenang dan jeneng. Kata jenang berasal dari bahasa Jawa yakni bubur halus. Dalam artian lebih luas, jenang sebagai motivasi saya untuk menulis adalah pendapatan. Tulisan bisa menjadi sumber penghasilan, baik sebagai main income
Various factors influence the volatility of the USD in countries outside the United States. One of the most noticeable and widely agreed upon by economists is the fluctuation of the Federal Reserve (the Fed) rate. Also, The Russia-Ukraine conflict has strengthened the discourse on de-dollarisation, not only at the bilateral level between nations but also at the multilateral level. At the bilateral level, Russia has agreed to use the Renminbi in trade transactions with certain countries.
Volatilitas USD di negara-negara luar Amerika Serikat banyak dipengaruhi banyak hal. Satu yang paling kentara dan bisa diamini semua ekonom adalah naik turunnya the Fed
Kenaikan suku bunga the FED rate yang di luar prediksi dan rencana yang digaungkan oleh the FED sendiri, menimbulkan kekhawatiran global. Volatilitas nilai tukar dollar terhadap mata uang negara lain, tumbangnya raksasa keuangan dunia, hingga wacana dedolarisasi yang dimotori oleh BRIC menjadi buntut baik langsung maupun tidak langsung instrumen the FED rate dalam menyelamatkan ekonomi Amerika Serikat dari bayang-bayang inflasi. Pada awal 2022, the Fed mengemukakan bahwa bank sentral Amerika Serika tidak akan menaikkan suku bunganya terlalu cepat. Hal ini terekam dari pernyataan  Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell pada 22 Juni 2021 silam. Dalam pernyataannya, Powell mengungkapkan bahwa

Latest Feed