Notes

Akhirnya hari yang dinanti tiba. Menggunakan maskapai JAL saya berangkat ke Nagoya Jepang. Sendirian. Perjalanan kali ini adalah yang pertama kali saya ke Negeri Sakura. Saya sudah membayangkan bagaimana riweh dan repotnya ketika perjalanan nanti. Mulai loading bagasi, pemeriksaan imigrasi hingga perjalanan ke Dormitory. Hal ini tentunya berbeda dengan perjalanan grup atau dinas negara dimana “bantuan” dari teman dekat tersedia sepanjang waktu. Meskipun demikian, Alhamdulillah bisa sampai Nagoya (International Residence Daiko) pada pukul 4.14 p.m JST, sesuai ekspektasi di awal, tiba sebelum magrib atau matahari terbenam agar malamnya bisa memiliki waktu istirahat lebih lama. Perjalanan ke luar negeri kali
Tulisan ini akan menceritakan motivasi penulis menulis opini. Ada dua hal yang utama : jenang dan jeneng. Dua kata ini saya ambil dari salah satu penulis tanah air yang, jujur,  menjadi salah satu inspirasi bagi saya untuk bisa menulis, mas Agus Irkham. Dari buku  Prigel Menulis Artikel by Agus M. Irkham | Goodreads, saya semakin menggebu-gebu untuk bisa menjadi seorang penulis opini.   Jenang Kembali ke jenang dan jeneng. Kata jenang berasal dari bahasa Jawa yakni bubur halus. Dalam artian lebih luas, jenang sebagai motivasi saya untuk menulis adalah pendapatan. Tulisan bisa menjadi sumber penghasilan, baik sebagai main income
Siapa suka minum teh ? Tradisi minum teh sudah menyebar ke hampir semua lapisan masyarakat di Indonesia. Mulai dari kota hingga desa, mulai dari hotel bintang 7 hingga pinggir sawah. Teh juga sudah menjelma keberagaman produk turunan mulai dari teh tubruk yang diseduh oleh para sinoman ketika menyajikan teh hangat kepada para tamu undangan sebuah hajatan di pelosok desa hingga teh Matematika, yang menjadi nama produk sebuah  franchise teh di Indonesia. Lebih lanjut, patehan sudah menjadi food culture sejak awalnya. Hal ini merefer pada definisi food culture yakni the beliefs, attitudes, and practices related to producing and consuming food[1].