Makroekonomi
-
BPS: Inflasi 2021 Mencapai 1,87 Persen
03/01/2022 Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi di Tanah Air sepanjang 2021 mencapai 1,87 persen. Jayapura tercatat sebagai wilayah yang mengalami inflasi tertinggi, yakni sebesar 1,91 persen. JAKARTA (VOA) — Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan 88 dari 90 kota yang disurvei lembaganya mengalami inflasi. BPS mencatat besaran inflasi sepanjang 2021 mencapai 1,87 persen… Continue reading
-
Menguji Dampak Relaksasi LTV
Kebijakan uang muka 0 persen dan pembiayaan bagi pengembang dinilai akan mendorong sektor properti dan juga perekonomian. namun, demikian jika tidak diiringi oleh relaksasi lain di bidang fiskal, bisa jadi hasilnya akan berbeda Continue reading
-
Menelisik Dampak Ekonomi Pilkada
Perhelatan pemilu langsung 2018 sebanyak 171 pilkada pada bulan Juni mendatang setidaknya bisa membawa keuntungan ekonomi sekitar Rp 91 triliun. Continue reading
-
Pertumbuhan Autopilot 5%
Ekonomi Indonesia bisa tumbuh pada kisaran 5% pada tahun ini dengan kondisi autopilot. Kondisi tersebut adalah belanja pemerintah berjalan, minimal tidak berkurang, serta konsumsi rumah tangga yang terjaga. Kondisi tersebut didukung oleh ekspor dan investasi yang tidak tumbuh signifikan. Apabila menghendaki pertumbuhan di angka 6%, maka hal yang perlu di dorong adalah ekspor dan investasi. Continue reading
-
Tantangan Kabinet OJK
Majalah the Economist edisi 8 April 2017 mengangkat sebuah ulasan berjudul The History of Growth should be all about recessions : Faster growth is not due to bigger booms, but to less shrinking. Tulisan tersebut memaparkan pandangan baru mengenai pertumbuhan ekonomi yang cepat seperti dialami oleh negara-negara Eropa antara 1800 hingga 1950. Pada 1800-an, GDP… Continue reading
-
Menyoal Rezim Suku Bunga Tinggi
Rezim suku bunga tinggi di Indonesia saat ini menggambarkan beberapa hal yakni menguntungkan bagi para bankir dan pemilik dana namun tidak bagi para debitur (pengusaha), terlebih pelaku usaha menengah ke bawah. Menguntungkan bagi bankir karena spread interest rate nya tinggi. Menguntungkan bagi pemilik dana karena suku bunga deposito/tabungan yang tinggi dan mencekik pelaku usaha karena… Continue reading
-
Asa Kredit di Tengah Perlambatan Ekonomi
Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 tidaklah mengejutkan. Berbagai prediksi sebelumnya menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak jauh berbeda dengan angka yang dirilis oleh BPS. Badan Pusat Staistik merilis pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 4,79 persen. Angka tersebut merupakan angka terendah sejak tahun 2010. Namun demikian, pertumbuhan tersebut masih berada di atas… Continue reading
About Me
Lahir di Kebumen, Jawa Tengah pada 16 Januari 1985. Menyelesaikan pendidikan S 1 nya di Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, FEB UNDIP Semarang (2008) dan Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan di Universitas yang sama (2011-2013). Merintis karir sebagai peneliti diawali menjadi Asisten Peneliti di Laboratorium Studi Kebijakan Ekonomi (LSKE) FEB UNDIP pada 2006. Setelah lulus Sarjana pernah menjadi wartawan ekonomi Suara Merdeka dan bergabung dengan Institute for Economics Research and Social Studies (interess) Semarang 2009-2014, dan Pusat Kajian Pembangunan, LPPM Universitas Diponegoro tahun 2011-2013. Sejak April 2014-sekarang bergabung dengan INDEF. Email : rusli.abdulah@indef.or.id, Twitter : @rabdulah
Recent Posts
- Bagian 2 – Patehan : Pengalaman Mengikuti Global Future Fellows (GFF) 2023: Achieving Food Security Amid Global Tensions
- Pengalaman Mengikuti Global Future Fellows (GFF) 2023: Achieving Food Security Amid Global Tensions
- Mengawal Ekonomi Kurban
- Celah Ketimpangan Vaksin Gotong Royong
- Pemerintah Disarankan Buat Peta Transisi Minyak Goreng Wajib Kemasan