rabdulah

Various factors influence the volatility of the USD in countries outside the United States. One of the most noticeable and widely agreed upon by economists is the fluctuation of the Federal Reserve (the Fed) rate. Also, The Russia-Ukraine conflict has strengthened the discourse on de-dollarisation, not only at the bilateral level between nations but also at the multilateral level. At the bilateral level, Russia has agreed to use the Renminbi in trade transactions with certain countries.
Volatilitas USD di negara-negara luar Amerika Serikat banyak dipengaruhi banyak hal. Satu yang paling kentara dan bisa diamini semua ekonom adalah naik turunnya the Fed
Kenaikan suku bunga the FED rate yang di luar prediksi dan rencana yang digaungkan oleh the FED sendiri, menimbulkan kekhawatiran global. Volatilitas nilai tukar dollar terhadap mata uang negara lain, tumbangnya raksasa keuangan dunia, hingga wacana dedolarisasi yang dimotori oleh BRIC menjadi buntut baik langsung maupun tidak langsung instrumen the FED rate dalam menyelamatkan ekonomi Amerika Serikat dari bayang-bayang inflasi. Pada awal 2022, the Fed mengemukakan bahwa bank sentral Amerika Serika tidak akan menaikkan suku bunganya terlalu cepat. Hal ini terekam dari pernyataan  Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell pada 22 Juni 2021 silam. Dalam pernyataannya, Powell mengungkapkan bahwa
Siapa suka minum teh ? Tradisi minum teh sudah menyebar ke hampir semua lapisan masyarakat di Indonesia. Mulai dari kota hingga desa, mulai dari hotel bintang 7 hingga pinggir sawah. Teh juga sudah menjelma keberagaman produk turunan mulai dari teh tubruk yang diseduh oleh para sinoman ketika menyajikan teh hangat kepada para tamu undangan sebuah hajatan di pelosok desa hingga teh Matematika, yang menjadi nama produk sebuah  franchise teh di Indonesia. Lebih lanjut, patehan sudah menjadi food culture sejak awalnya. Hal ini merefer pada definisi food culture yakni the beliefs, attitudes, and practices related to producing and consuming food[1].
Bulan Mei ini salah satunya diisi dengan kegiatan Global Future Fellows 2023 by Pijar Foundation.  Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 – 25 Mei 2023 di Yogyakarta. Tema utama yang diangkat adalah Achieving Food Security Amid Global Tensions. Tema ini align dengan minat riset saya yang saat ini menjadi peneliti di INDEF – Center Food, Energy and Sustainable Development. Isu ini relevan sekali dengan kondisi Indonesia yang saat ini menghadapi beberapa tantangan terkait pangan yakni ketersediaan pangan, krisis iklim pertambahan penduduk, Apabila ketiganya dikelindankan, maka akan menjadi isu ketahanan pangan yang isunya tidak hanya terkotak pada sektor pertanian a.k.a
Artikel telah dipublikasikan di Rubrik Opini Harian Republika, 2 Juli 2022. Setelah dua tahun pandemi, aktivitas kurban kembali bergeliat seiring menurunnya grafik kasus pandemi. Mobilitas dilonggarkan, grafik aktivitas ekonomi berangsur pulih yang berdampak pada pulihnya kondisi ekonomi masyarakat. Ini kebahagiaan tersendiri bagi umat Islam, terutama peternak dan pedagang ternak hewan kurban. Setelah “puasa” dua tahun, akhirnya tahun ini bisa kembali merasakan suasana transaksi hewan kurban selayaknya sebelum pandemi. Namun, ada kekhawatiran, tidak hanya bagi peternak dan penjual hewan kurban, tetapi juga pekurban, yakni penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyambangi hewan ternak. Semangat kurban Ancaman PMK tak menyurutkan aktivitas